Jakarta - Denny Sumargo menceritakan pengalaman 'menyeberang' dari bola basket ke dunia sepakbola saat menyambangi markas
detiksport, Rabu (14/10/2009). Lalu apa komentar
guard Garuda Bandung itu soal perkembangan basket di tanah air.
Meski menjadi salah satu pebasket top tanah air, kesan 'asyik' dan bersahabat langsung tertangkap dari sosok Denny Sumargo. Menyambangi
detiksport dengan hanya mengenakan celana pendek dan topi baseball yang tak pernah lepas dari kepala, pria 28 tahun itu ternyata memilih naik ojek demi menghindari macet.
Berikut petikan obrolan hangat detiksport dengan peraih penghargaan
Rookie of The Year tahun 2001 itu:
Detiksport (T): Kisah masa lalu Anda, terutama masa kecil cukup mengharukan tapi juga
inspiring. Apa yang ingin Anda sampaikan pada masyarakat dengan pembuatan buku tersebut (Denny Sumargo, Sebuah Catatan Perjalanan Pebasket Nasional)?
Denny Sumargo (J): Saya pingin orang yang baca buku ini menangkap pesan bahwa hidup perlu dinikmati. Berangkat dari mana pun, sesusah apapun, mereka harus selalu bersyukur dan berpikir positif. Di dalam hidup gue selalu seperti itu. Hidup gue selalu diarahkan ke sesuatu yang positif meski berangkat dari yang negatif. Hidup cuma sekali, kekayaan memang penting tapi yang lebih penting buat gue adalah saat gue punya orang-orang untuk gue kasihi.
T: Darimana datangnya ide membuat buku?
J: Namanya Agnes, dia bloger juga. Waktu itu dia tanya ke saya untuk dibikinin biografi. Dia bilang kayaknya perjalanan hidup saya menarik. Ya udah, sejak saat itu kita mulai telpon-telponan. Setelah saya mulai cerita banyak masa lalu saya dia makin antusias garapnya. Ya sudah, proses dari pertama sampai akhirnya terbit makan waktu empat bulan.
Sejauh ini lumayan laku, di Surabaya katanya sampai
sold out dan ada rencana mau cetak ulang. Yang jelas sebagian hasilnya bakal disumbangin ke Yayasan kanker dan panti-panti yang kita anggap layak menerima
T: Soal iklan televisi dengan Sandra Dewi, bagaimana ceritanya?
J: Itu semua serba kebetulan karena awalnya sama sekali gak kenal. Awalnya ada agensi yang nawarin gue. Nah kebetulan mereka juga perlu talent wanita. tadinya ada beberapa pilihan, tapi yang dipilih akhirnya Sandra Dewi. Nah di situlah gue pertama kali ngeliat wujud Sandra Dewi. Sebelumnya emang udah rame sih di tv, tapi gue gak pernah bener-bener
notice. Sekelabat gitu aja, namanya juga di tv.
T: Selain basket, suka apa lagi?
J: Gue juga suka bola, selain itu gue juga pemegang sabuk hitam karate lho waktu kecil dulu. Gue termasuk jagolah sebagai pemain bola (hahahahahaha). Gue punya
speed dan
body balance yang juga oke, kayak Zlatan (Ibrahimovich). Maek di lapangan gede gak bakal gampang jatoh gue, body gede iya gak? Power tendangan gue juga kenceng lho. Tapi soal akurasi nanti dulu deh, yaah namanya gak pernah dilatih ya wajar dong.
T: Karena alasan itu Anda akhirnya jadi host La Liga di TVOne?
J: Lumayan lah itu jadi modal. Tapi pertama syuting rasanya aneh juga. Perut gue rasanya mau muntah
T: Siapa pemain sepakbola kesukaan Anda
J: Sekarang sih Ricardo Kaka. Kalau dulu... siapa itu pemain Belanda? Dennis Berkamp. Abis dia ganteng sih hahahahahaha...Tapi yang jelas dia emang jago banget maen bolanya.
T: Bagaimana cara seorang Denny Sumargo menghibur diri:
J: Gue biasanya nongkrong sama temen-temen seperjuangan. Temen-temen yang
survive bareng. Dulu sama-sama berangkat dari kampung gak bawa apa-apa terus sekarang bisa sukses.
Dulu gue hobi modifikasi mobil, tapi selain itu gue juga suka banget traveling. Target gue mau ke Eropa. Kalau gak ada halangan mungkin akhir tahun ini atau pertengahan tahun depan. Susah cari waktunya gue.
T: Tren basket di Indonesia sepertinya stagnan yah, kemeriahannya kalah jauh dari sepakbola. Menurut Anda, bagaimana sih cara ngembangin basket di tanah air?
J: Basket adalah produk yang perlu dijual. Ini masalah komplek yang melibatkan banyak orang. Semua pihak harus ikut campur. Kalau mau majuin basket gak bisa sendiri-sendiri, semua pihak harus ikut campur. Dari televisi, media, internet, majalah harus bantu ngembangin. Tapi itu semua juga gak akan berhasil kalau sistem yang dibangun dari atas tidak kuat.
( din / ke