Siapkan Inovasi, Usung Tiga Kunci Sukses Satria Muda 
 Risdianto Roeslan, Asisten Pelatih CLS Knights 
 Setelah ditinggal pelatih kepala   W. Amran, tongkat komando   kepelatihan di CLS Knights   Surabaya kini dipegang oleh   Risdianto Roeslan. Sanggupkah   dia meneruskan sukses yang diraih CLS musim lalu? (AINUR ROCHMAN, Surabaya)
Kepergian pelatih W. Amran ke Garuda   Flexi Bandung seakan menjadi pukulan telak   bagi Nuvo CLS Knights Surabaya. Maklum,   Amran adalah sosok pelatih luar biasa. Berkat   sentuhan tangan dingin eks arsitek Stadium Bhinneka tersebut, CLS menjelma menjadi   tim yang tangguh. Amran sukses memimpin   anak-anak muda CLS melaju sampai babak   grand final musim perdana National Basketball League (NBL) Indonesia.
Sukses itu diraih lewat perjuangan keras.   Siapa sangka, di babak championship series,   CLS mampu melewati hadangan dua tim   kuat, Garuda dan Pelita Jaya Esia Jakarta. ’’Kak   Amran mampu membuat mental CLS semakin   kuat,’’ kata point guard CLS Dimaz Muharri.
Meski sukses bersama CLS, Amran   memutuskan hengkang. Keputusan itu sudah   bulat. Seluruh pemain dan manajemen tidak   bisa membendung niat Amran untuk hengkang.   Pelatih 63 tahun tersebut harus mendampingi   sang ibu yang sakit keras di Jakarta.
Sinyal bakal keluarnya Amran terasa sejak   Desember tahun lalu. Penasihat CLS Christopher   Tanuwidjaja menawarkan perpanjangan   kontrak kepada Amran. Namun, tawaran itu   ditolak. ’’Kalau seandainya mau, saya bisa   pergi Desember,’’ tutur Amran.
Manajemen CLS pun tanggap. Sebelum seri   ketiga NBL di Solo pada Desember lalu, mereka   menggaet Risdianto Roeslan sebagai asisten   pelatih. Bagi pencinta basket tanah air, nama   Risdianto sesungguhnya tidak terlalu asing.
Risdianto pernah menuai sukses besar   bersama Satria Muda (SM) Britama Jakarta.   Saat menjadi asisten pelatih kepala Fictor   Gideon Roring, Risdi –sapaan akrab Risdianto–   andil dalam mengantar SM sebagai juara   empat kali Indonesia Basketball League (IBL).   Nah, pengalaman itulah yang akan ditularkan   oleh Risdi kepada CLS. ’’Saya akan berusaha   menyuntikkan ilmu saya di sini,’’ ujarnya.
Pelatih kelahiran Kediri tersebut   berkesempatan untuk membuktikan   sentuhannya pada turnamen World Challenge   pada 17–21 Mei mendatang di Surabaya.   Selain CLS, turnamen tersebut akan diikuti   beberapa tim dari luar negeri.
Risdi akan berkolaborasi dengan asisten   pelatih sebelumnya, Erwin Triono. Bukan   tidak mungkin hasil baik bakal membuat   Risdi diikat menjadi pelatih kepala CLS.
Namun, mantan pelatih kepala Universitas   Gadjah Mada (UGM) di ajang Liga Bola Bakset   Mahasiswa Nasional (Libamanas) tersebut   tidak ingin berfikir sejauh itu. Dia hanya ingin   memberikan persembahan terbaik bagi fans   CLS. ’’Saya akan berusaha maksimal. Yang   terpenting, konsentrasi tinggi untuk   mendapatkan hasil maksimal,’’ tegasnya.
Menurut pelatih 40 tahun itu, fondasi CLS   di tangan Amran sangat kuat. Meski demikian,   dia tidak akan melakukan beberapa inovasi.   ’’Kak Amran adalah pelatih hebat. Tetapi,   kami ingin terus berinovasi. Bisa saja susunan   starternya berubah,’’ ujarnya.
Ada tiga hal yang ingin Risdi salurkan ke   CLS. Yakni, membuat atmosfer persaingan   dalam tim yang sehat, memperkuat posisi   coaching staff, dan memanfaatkan teknologi   multimedia. Hal ini penting untuk melihat   kekuatan lawan menjelang pertandingan   dan evaluasi pascalaga. ’’Inilah yang saya   dapatkan dari SM. Tim tersebut kuat karena   memiliki individu kuat. Tiga hal itu menjadi   kunci,’’ pungkasnya. (*/c8/ca)
sumber : www.nblindonesia.com 
 
Judul : Siapkan Inovasi, Usung Tiga Kunci Sukses Satria Muda Risdianto Roeslan, Asisten Pelatih CLS Knights
Deskripsi :  Siapkan Inovasi, Usung Tiga Kunci Sukses Satria Muda  Risdianto Roeslan, Asisten Pelatih CLS Knights  Setelah ditinggal pelatih kepala   W....