Pencinta NBA, khususnya di akhir 1990-an dan awal 2000-an, tentu sangat familier dengan sosok Ron Harper. Saat itu Harper menjadi salah satu pemain yang sangat fenomenal.
Patokannya jelas. Dia menjadi pemain yang mampu mengoleksi lima gelar juara NBA. Pemain kelahiran 20 Januari 1964 tersebut memberikan tiga gelar untuk Chicago Bulls (1996-1998) serta dua gelar bagi Los Angeles Lakers (2000-2001).
Catatan hebat lainnya, bersama Dennis Rodman dan Robert Horry, dia menjadi pemain yang bisa merasakan gelar secara beruntun untuk dua tim berbeda.
Nah, kesempatan berharga dimiliki para pemain penghuni pelatnas basket putra proyeksi SEA Games 2011. Romy Chandra dkk bakal mendapat pelatihan langsung dari Harper dalam Indonesia Development Camp (IDC) 2011 presented by Bakrie Kalila Investment di Senayan Trade Center (STC) Basketball Hall Jakarta mulai besok (9/5) hingga 12 Mei mendatang.
Pengalaman Harper tentu sangat berharga bagi Romy dkk. Selain masalah teknik, para pemain bisa meneladani mental juara yang dimiliki Harper.
Mental juara seperti itu tentu sangat dibutuhkan pebasket Indonesia menghadapi SEA Games 2011. Romy dkk ditargetkan mampu merebut emas untuk kali pertama sepanjang sejarah dalam multieven dua tahunan tersebut. Target itu harus diimbangi kerja keras dan mental juara, mengingat selama ini basket di Asia Tenggara menjadi ”milik” Filipina.
Harper sendiri seolah memang terlahir untuk menjadi superstar basket. Saat kecil dia sudah begitu keranjingan dengan basket.
Sang ibu, Gloretha, yang saat itu bekerja di General Motors, pernah menyatakan bahwa Harper memang sangat tergila-gila dengan basket.
”Saat kecil dia selalu bilang bahwa tangannya bukan diciptakan untuk bekerja di tempat lain. Tangannya tercipta hanya untuk bermain basket,” kenang Gloretha seperti dikutip Sports Illustrated.
Keperkasaan Harper terlihat sejak dia membela Universitas Miami. Dia mampu mencetak rata-rata 24,3 poin, 11,2 rebound, 3,2 steal serta 2,4 blok per game. Bahkan, Sports Illustrated menyebutkan bahwa Harper bukan hanya pemain terbaik di Miami, melainkan yang terhebat di Mid-American Conference (MAC).
Harper adalah pencetak poin terbanyak sepanjang sejarah dengan 2.251 angka. Dia juga memimpin untuk urusan rebound dengan 1.048 rebound. Catatan itu menjadikan Harper sebagai pemain pertama yang mencetak lebih dari 2.000 angka dan 1.000 rebound sepanjang karir. Tak heran pujian pun mengalir deras kepadanya.
”Dia (Harper) melakukannya dengan sangat elegan. Dia terlihat sangat anggun ketika bertanding. Turunkan dia di pertandingan, dia akan mengobrakabrik lawan,” puji John McDougal, pelatih Northern Illinois.
Pada NBA Draft 1986, Cleveland Cavaliers mencomotnya di urutan kedelapan. Di musim perdananya, Harper mampu mencetak 22,9 poin per game atau yang kedua di bawah Chuck Person (Indiana Pacers). Harper pun masuk dalam NBA All-Rookie First Team.
Kebersamaannya dengan Cavaliers hanya bertahan tiga musim. Setelah itu dia bergabung dengan Los Angeles Clippers.
Sayang, karirnya di Clippers tak selalu berlangsung mulus. Dia cedera lutut kambuhan sehingga kehilangan kecepatan dan kemampuan melompat. Namun, dia tetap menjadi bagian tak terpisahkan di Clippers. Pada musim 1993-1994, dia masih bisa mencetak 20,1 poin per game.
Nah, pensiunnya superstar Chicago Bulls Michael Jordan pada 6 Oktober 1993 seperti mendatangkan berkah bagi Harper. Masa keemasannya meniti karir terjadi di Bulls.
Dia pindah ke Bulls dengan status bebas transfer pada 1994. Setelah menjalani ”adaptasi” di musim perdana, Harper langsung tancap gas di musim-musim selanjutnya. Di musim keduanya dia mampu menciptakan 7,4 poin, 2,7 rebound serta 2,6 assist untuk memberikan gelar bagi Bulls.
Di dua musim selanjutnya, dia juga mempersembahkan gelar bagi Bulls. Ketangguhannya bersama Bulls mencapai puncak pada musim 1997-1998 kala meraih gelar ketiga beruntun. Saat itu dia selalu menjadi starter dan mampu mencetak 9,3 poin, 3,5 rebound serta 2,9 assist per game. Saat itu dia dibayar di kisaran USD 4,56 juta.
Kemampuan dan totalitas di lapangan tak hanya menjadikannya sebagai pemain pujaan publik Chicago, tetapi juga salah satu anak emas pelatih Phil Jackson.
Nah, kedekatannya dengan Phil Jackson itulah yang membuat Harper memutuskan pindah ke Los Angeles Lakers karena mengikuti jejak sang pelatih pada musim 1999-2000.
”Saya bermain untuk pelatih yang tahu bagaimana cara mengajar Anda. Pelatih itu juga harus tahu bagaimana memaksimalkan potensi yang saya miliki,” ucap Harper seperti dikutip Cleveland.com.
Romantisme masa keemasan Harper dan Jackson berlanjut di Lakers. Usia senja ketika bergabung dengan Lakers, 36 tahun, rupanya tak membuat pesona Harper memudar. Selama dua musim membela Lakers, Harper selalu memberikan gelar juara. Pada musim pertamanya dia mampu tampil 80 kali, 78 di antaranya sebagai starter dan menciptakan 7,0 poin, 4,2 rebound serta 3,4 assist per game. Pada musim keduanya atau musim terakhir, dia tak kuasa menolak datangnya cedera dan usia yang kian tua, membuatnya hanya bertanding 47 laga. Di musim terakhirnya itu, dia mendapat bayaran USD 2,2 juta, atau USD 2 juta lebih banyak ketimbang musim perdananya di Lakers.
Harper berkarir di NBA dengan catatan 122 kali bertanding di pertandingan playoff, dan dia membukukan rata-rata 9 poin, 3,7 rebound, dan 2,7 asisst.
”Jangan biarkan orang lain mencacimu dengan mengatakan bahwa kamu tidak bisa. Saya selalu mengejar mimpi saya,” kata Harper setelah menyatakan pensiun seperti dilansir Dayton Daily News.
Setelah pensiun, Harper sempat meniti karir di dunia kepelatihan saat menjadi asisten pelatih di Detroit Pistons pada 2005. Namun, dia hanya bertahan dua tahun di Pistons setelah kontraknya tak diperbarui. Kini Harper melakoni beberapa pekerjaan.
Dalam situs pribadinya, dia menjalani beberapa profesi. Di antaranya motivator. Dia juga kerap tampil dalam berbagai kegiatan, seperti turnamen golf selebriti maupun acara grand opening.
”Saya menyukai acara grand opening karena kesempatan untuk melihat orang-orang baru. Saya sangat menikmati pergaulan dengan tamu undangan, menandatangani otobiografi dan berfoto bersama tamu,” ucapnya di situs pribadi. (ru/c2/diq)
sumber : www.nblindonesia.com
Judul : Teladani Mental Juara Harper Selama Pelatihan di IDC 2011
Deskripsi : Pencinta NBA, khususnya di akhir 1990-an dan awal 2000-an, tentu sangat familier dengan sosok Ron Harper. Saat itu Harper menjadi salah ...